βLiburan kita βorang tuaβ banget ya mas sekarang,β ujar saya pada suami saat kami baru saja sampai di Legoland Billund, Minggu (23/6) lalu.
Kami berdua terkekeh. Tapi tentu tak ada nada kecewa di sana. Saya berkomentar begitu lebih karena di antara kami berdua tidak ada yang benar-benar menggemari amusement park, tidak ada yang masa kecilnya asyik bermain lego (level saya cuma lego ala pasar yang gedhe-gedhe dan terbuat dari plastik berbahaya itu π) tidak pernah juga kencan di Dufan, jadilah kami tak sering-sering amat bermain di taman bermain macam begini.
Tapi setelah menjadi orang tua dari bocah yang sekarang hampir 9 tahun, yang memang menyukai lego, dan tinggal di Lund yang hanya sepelemparan tiket kereta dari Billund, rasanya kok sayang jika melewatkan kesempatan mengunjungi Legoland di tanah kelahirannya. Terlebih lagi sejak hamil besar akhir tahun lalu kemudian punya bayi kicik, kami jarang banget jalan bareng berempat yang agak jauh. Jadilah liburan musim panas tahun ini all about our first born π .
Ke Billund naik apa?
Seperti judul tulisan ini, kami ke Billund dengan menggunakan kereta. Rute yang kami tempuh adalah sebagai berikut: Dari Lund C, kami naik ΓresundtΓ₯g ke Copenhagen Central, lanjut naik Inter City train dari Copenhagen ke Velje St lalu naik bus dari Velje St ke Legoland Holiday Village tempat kami menginap.
Secara keseluruhan, total durasi yang kami tempuh adalah sekitar 3,5jam. Kereta kami pilih karena beberapa alasan. Pertama, ini kali pertama Baby K traveling keluar Swedia, jadi kami mencari yang lebih nyaman (baca: bisa jalan-jalan kalo dia tetiba minta digendong, tidak ribet di pengecekan bandara, dan sejenisnya). Kami juga pada dasarnya lebih suka naik kereta karena bisa melihat-lihat banyak pemandangan.
Tiket kereta ke Billund bisa dibeli lewat website, app, atau mesin DSB. Jenis tiketnya bermacam-macam, tapi untuk turis, DSB Orange adalah pilihan paling murah meskipun tidak fleksibel (tidak bisa dibatalkan atau ganti nama). Lebih murah lagi jika memiliki kartu perjalanan (rejsekort), tapi jenis tiket ini tidak terlalu cocok untuk turis/pejalan seperti kami yang tidak setiap hari main ke Denmark π .
InterCity train sendiri ada dua jenis. Ada yang ekspres (InterCityLyn dengan jumlah pemberhentian 4 saja) dan InterCity biasa (13 stops), tapi selisih durasinya hanya sekitar 30 menit).
Kalau lebih suka naik pesawat, bisa langsung pilih mendarat di Billund International airport yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Legoland. Meskipun kecil, bandara ini punya banyak penerbangan internasional. Dari CPH airport jarak tempuhnya juga kurang dari sejam jadi cocok untuk mereka-mereka yang ingin one day trip ke Legoland. Bisa juga menyetir sendiri. Tapi sebagai pecinta publik transport (baca: tidak doyan nyetir π) kami tentu lebih memilih kereta dibandingkan mobil.
Menginap di mana?
Awalnya kami berencana menginap di Hotel Legoland yang lokasinya benar-benar di dalam Legoland. Tapi setelah melihat-lihat fasilitas dan lokasi, kami kok merasa kurang cocok dengan konsepnya, sementara Legoland Castle Hotel kurang cocok dengan harganya π , maka kamipun memilih Pirates’ Inn Motel, salah satu bagian dari Legoland Holiday Village. Area ini juga menawarkan kabin, lodge, parkir karavan hingga area perkemahan. Kami memilih motel supaya tidak perlu repot membawa seprei dan selimut sendiri, hehe. Juga supaya dapat sarapan dan kamar mandi di dalam (bukan kamar mandi komunal).
Penginapan ini dekat dengan halte bus dan hanya berjarak sekitar 400m dari pintu masuk Legoland. Terdapat juga fasilitas seperti supermarket dan area bermain, jadi cocoklah dengan yang kami cari.
Ke Legoland dengan bayi, cocokkah?
Legoland memang lebih cocok untuk toddler, anak usia sekolah dan remaja. Tak heran begitu sampai, si sulung langsung heboh naik ini itu, lihat ini itu bersama ayahnya. Dan di sana dua hari (satu setengah lebih tepatnya karena di hari pertama kami tidak eksplorasi banyak), ternyata belum cukup puas menurut dia π
Tapi, bukan berarti bayi dan ibunya tidak bisa ikut bersenang-senang di Legoland. Meskipun baru berusia 6 bulan, ternyata Baby K suka naik kereta-keretaan dan mobil Lego Safari yang ada di sana. Dia juga menikmati melihat-lihat ikan di Atlantis at Sea Life. Sementara saya, meskipun tidak naik wahana-wahana utama, cukup terhibur dengan menaiki beberapa wahana sederhana seperti Pirate Boats dan menonton pertunjukan Battle of The Brick.
Legoland Billund juga dilengkapi dengan Baby Care station (yang disponsori oleh Libero, merk popok instan paling terkenal di Swedia πΒ ) yaitu tempat untuk mengganti popok, menyusui, menyiapkan makanan dan sejenisnya. Jangan takut kelupaan bawa popok atau tisu basah karena disediakan secara cuma-cuma di sana.
Persewaan kereta dorong juga tersedia baik di tempat saya menginap maupun di Legoland. Tapi modelnya kurang nyaman untuk bayi jadi memang sebaiknya membawaΒ stroller sendiri atau kalau mau (sok) strong macam saya, ya nggendong seharian π π
Selain Legoland ke mana lagi?
Billund sebenarnya menawarkan banyak tempat tujuan wisata. Tapi sejak awal, tujuan kami memang hanya Legoland dan Lego House. Yang disebut terakhir ini yang menurut saya unik karena hanya ada di Billund, sementara LegolandΒ ada di delapan tempat di seluruh dunia, termasuk yang paling dekat dari Indonesia di Johor Bahru, Malaysia.
Lego House adalah semacam museum sekaligus tempat bermain dan berkreasi dengan lego. Bahkan untuk saya yang tidak cinta-cinta amat dengan lego, tempat ini lumayan asyik dan seru. Terbagi menjadi beberapa area dan zona, favorit saya adalah Yellow Zone, tempat kita bisa membuat lego bentuk ikan lalu βmenghidupkannyaβ menjadi animasi di aquarium digital.
Di Lego House juga terdapat restoran interaktif yang godaannya susah ditahan oleh anak-anak dan orang tua yang tidak tega (curcol π) bernama Mini Chef. Restoran ini menawarkan gimmick memesan makanan dengan membentuk Lego sesuai menu yang dipilih, lalu seolah-olah karakter mini chef-lah yang akan membuat makanan yang kita pesan tersebut. Awalnya saya sempat ragu apakah makanannya akan sebanding dengan harganya yang tidak murah. Jangan-jangan cuma menjual keasyikan memesan dan bukan kualitas makanannya sendiri. Saya bahkan sudah melirik food truck makanan India yang ada di luar Lego House π Tapi excitement anak saya dan teriknya Billund siang itu membuat saya memilih ngadem di dalam dengan makan siang di Mini Chef. Surprisingly, ternyata makanannya enggak ngawur. Rasanya enak, porsinya juga cukup. Dan anak pertama saya berulang kali bilang: βThat was the best lunch I ever had so farβ π π
Di Lego House juga terdapat museum sejarah lego dan toko untuk berbelanja cinderamata. Pssttt, sekedar info saja, harga lego di Lego House lebih murah daripada di Legoland (untuk model tertentu). Tapi memang pilihannya tidak sebanyak di Lego Shop yang ada di Legoland. Saya masih suka cemberut kalau ingat bahwa lego yang saya beli untuk anak saya ternyata lebih murah 50DKK di Lego House π (dasar emak-emak!).
Soal biaya, bagaimana?
Saya belum sempat menghitung total keseluruhan biaya yang kami keluarkan untuk perjalanan 3 hari 2 malam. Tapi secara umum rinciannya adalah sebagai berikut (dalam Swedish Kronor (SEK) dan Danish Kronor (DKK) untuk empat orang (dua dewasa satu anak), silahkan dikonversi sendiri ya, hehehe)
Transportasi:
Tiket kereta PP Lund – Copenhagen Central : 600SEK (setelah didiskon 25% untuk pembelian lewat aplikasi)
Tiket kereta PP Copenhagen Central – Velje St : 742DKK (sudah termasuk biaya reservasi kursi untuk tiga orang)
Tiket bus PP Velje St – Legoland Holiday Village : 248DKK (anak-anak tidak dikenai biaya tiket apabila ditemani dua orang dewasa)
Akomodasi:Β 3,790 DKK untuk kamar dengan kapasitas empat orang,Β sudah termasuk sarapan dan tiket masuk Legoland untuk tiga orang (bayi tidak dikenai tiket) selama dua hari.
Admisi:
Legoland: sudah tercakup di biaya akomodasi
Lego House: 597.00 DKK
Sebaiknya pesan tiket secara online atau lewat app untuk mendapatkan diskon dan kepastian tempat karena untuk Lego House jumlah pengunjungnya dibatasi per harinya.
Puas main di Lego House, juga kenyang makan di Mini Chef, kami pulang ke Lund Selasa sore. Sampai di Copenhagen, kami sempat menemui teman yang sedang ada konferensi di sana dan mbakmi bersama di Momo Wok Box, warung bakmi andalan kami π . Berhaha-hihi sebentar, perjalanan pulang dilanjutkan dengan menaiki ΓresundtΓ₯g sampai Lund C lalu naik bus ke apartemen. Kami tiba di rumah tengah malam. Kakak mengantuk dan kecapekan. Adek mengamuk karena saya bangunkan untuk mandi (saya enggak tega lihat dia keringetan dan terpapar debu sejak pagi π’). Si Ayah pegal-pegal mengangkat tas-tas. Sementara saya, rasanya pengen langsung rebahan dan selonjoran. Fyuh, capeknya memang baru kerasa setelah sampai rumah.
Tapi pagi ini, saat melihat-lihat video dan foto yang kami ambil, suami tiba-tiba nyeletuk: βKok jadi pengen kesana lagi ya?β πͺπ π
Leave a Reply