Sejak pindah ke Swedia dan beberapa kali menempuh rute CGK-CPH dengan bergonta-ganti maskapai, sejumlah kawan meminta saya mereview rute dan maskapai-maskapai tersebut. Sejujurnya, saya (atau kami lebih tepatnya), tidak punya preferensi khusus dalam memilih maskapai. Hanya tiga hal yang selama ini kami jadikan acuan:
- Satu kali transit (karena lebih dari itu terlalu rempong buat kami yang bawa anak)
- Terjangkau harganya (makanya yang saya review ini semuanya kelas Ekonomi yaaaa 😄 )
dan,
- Tidak punya record yang terlalu parah (karena maskapai yang sempurna itu tidak ada saudara-saudara)
Oh ya, mungkin ada yang bingung kenapa kami tinggal di Swedia tapi pilih bandaranya Copenhagen (atau lebih tepatnya Kastrup Airport) dan bukan Arlanda di Stockholm. Jawabannya adalah karena kami tinggal di Lund, Swedia selatan, yang jaraknya hanya sepelemparan tiket kereta 35 menit dari Copenhagen, sementara Stockholm mesti ditempuh dengan kereta selama sekitar lima jam. Jadi jelas lebih nyaman dan mudah buat kami untuk naik/turun di Copenhagen.

Mungkin ada yang juga bertanya soal visa. Kalau tujuannya Swedia, apa bisa masuk lewat Denmark? Untuk kami yang berstatus Swedish resident, kami bisa masuk darimana saja selama masih di wilayah EU dan negara-negara Nordic. Sementara untuk pemegang visa Schengen, bisa masuk dari negara-negara EU dan/atau negara lain yang bekerja sama (bisa cek di web kedutaan negara tujuan masing-masing ya).
Adapun beberapa maskapai yang pernah kami gunakan di antaranya:
Emirates
Untuk penerbangan pertama saya ke Swedia, kami memutuskan menggunakan Emirates karena suami sudah pernah menggunakan maskapai satu ini sebelumnya sehingga lebih familiar. Dengan lokasi transit di Dubai (DBX), Emirates memiliki pembagian durasi yang menurut saya paling enak: CGK-DBX 8 jam & DBX-CPH 7 jam. Setengah-setengah jadi tidak terlalu lama di atas.
Bandara Dubai juga bersih, fasilitasnya lengkap, informasinya jelas, rapi dan enak buat belanja 😛. Sayangnya untuk penerbangan yang terakhir kemarin, bandaranya sedang direnovasi sehingga sempat merumitkan proses transit. Tapi secara keseluruhan, bandara Dubai tetap salah satu bandara yang paling nyaman.
Pesawatnya sendiri juga tak kalah nyaman. On board services-nya lengkap. Makanannya enak-enak. Ruang untuk kakinya longgar. Pramugara/i-nya juga cakap dan ramah. Bahkan untuk penerbangan dengan anak, service-nya termasuk yang paling banyak: makanan khusus, snack, mainan, selimut, tas, hingga foto polaroid. Dibandingkan maskapai lain yang pernah saya coba, Emirates ini menurut saya yang paling royal.
Singapore Airlines (SG)
Nama Singapore Airlines seolah sudah menjanjikan kualitas yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Terutama untuk perasaan aman selama penerbangan, belum ada yg menandingi maskapai satu ini (menurut saya). Bahkan untuk bandara Copenhagen yang sering berangin, Singapore Airlines-lah yang paling smooth landingnya. Tak heran Singapore Airlines berulang kali dinobatkan sebagai maskapai terbaik di dunia.
Hanya saja, harganya yang sering tidak masuk akal (untuk kantong saya 😀 ) membuat saya jarang melirik. Hihihi. Tapi akhir tahun lalu saat kembali ke Lund dari Indonesia, saya memperoleh rejeki harga tiket yang luar biasa murah (benar-benar murah sampai saya tidak percaya sendiri waktu booking, wekekekek). Jadilah akhirnya saya kesampaian menjajal Singapore Airlines juga.
Rute CGK-CPH via Singapore (SIN) ditempuh dengan total waktu yang relatif sama dengan Emirates via Dubai yaitu sekitar 15.5 jam (di luar transit). Tapi dengan pembagian CGK-SIN 1.5 jam dan SIN-CPH 14 jam, membuat jarak tempuh seolah lebih lama dari yang sebenarnya. Untungnya, layanan Singapore Airlines cukup baik. Tidak seroyal Emirates, tapi makanannya lumayan (lebih western ketimbang Emirates), pramugara/i-nya cekatan, dan anak-anak mendapatkan satu set mainan untuk teman selama perjalanan, sehingga 14 jam-nya tidak terlalu terasa.
Lalu untuk transitnya, terbang dengan Singapore Airlines memang seperti memiliki privilage tersendiri di Changi Airport 😀 karena mendapatkan ruang tunggu sendiri. Ditambah, Changi Airport adalah salah satu bandara dengan fasilitas yang paling lengkap, sehingga mau transit berapa lamapun, tidak akan bingung bagaimana cara menghabiskan waktu.
Turkish Airlines
Alasan kami memilih maskapai ini waktu pulang ke Indonesia tahun 2017 adalah karena harganya yang paling terjangkau (untuk rute satu kali transit) dan ada layanan jalan-jalan di Istanbul kalau waktu transitnya 6-24 jam. Yay!
Sayangnya, transit 10 jam kami ternyata di luar jadwal tur sehingga pupuslah harapan jalan-jalan gratis selama transit 😅 . On Board services Turkish Airlines tidaklah semewah Emirates dan SG, tapi cukup lumayanlah. Meski tidak ada mainan untuk anak-anak, masih ada in flight entertainment yang bisa ditonton sebagai penghilang bosan.
Tapi, transit di Istanbul Ataturk (IST) tidaklah senyaman di Dubai dan di Changi. Sistem informasinya kurang jelas. Penumpang transit dibiarkan terkatung-katung, tanpa wifi (waktu itu katanya sedang rusak entah dengan alasan apa), tanpa tempat duduk khusus atau setidaknya memadai, dan petugas bandaranya juga kurang komunikatif. Hal ini yang membuat saya agak malas untuk menggunakan maskapai ini lagi.
Thai Airways
Thai Airways adalah maskapai yang baru saja saya jajal waktu kembali ke Lund bulan Agustus lalu. On Board services-nya mirip dengan Turkish airlines. Tidak spesial, tapi cukup lumayan untuk penerbangan jarak jauh. Makanannya cukup enak. Bisa memilih menu halal sebelum jadwal penerbangan, dan in flight entertainment-nya bisa diatur dengan semacam parental lock sehingga tidak membuat anak tiba-tiba salah pilih film atau TV show.
Hanya saja, proses transit di BKKnya cukup ribet karena harus bolak-balik discan hingga lepas sepatu segala (berlaku untuk semua orang bukan cuma random check). Untungnya informasinya masih lebih jelas daripada di Istanbul dan tempat tunggunya cukup nyaman, sehingga masih setingkat lebih baik daripada Turkish Airlines. Plus, banyak buah-buahan tropis segar dijual di bandara Suvarnabhumi sehingga cocoklah untuk bumil traveler seperti saya. Haha.
Untuk pembagian rutenya, CGK-BKK ditempuh selama 3.5 jam dan BKK-CPH 11.5 jam, sehingga tidak selama Singapore Airlines di pesawatnya. Dan karena langsung ke utara dari Bangkok (tidak melewati Samudra Hindia) maka turbulensi-nya lebih sedikit daripada maskapai yang lain. Meskipun tentu saja ini juga tergantung cuaca, jenis pesawat dan keahlian pilot, hehe.

Bagaimana dengan Garuda Indonesia?
Garuda tidak (belum) punya penerbangan langsung ke Copenhagen. Kalau tetap ingin naik maskapai ini, pilihannya adalah naik penerbangan langsung dari CGK ke Amsterdam (AMS) kemudian ganti KLM dari AMS ke CPH. Bagi saya pilihan ini terlalu ribet, jadi saya malah belum pernah menggunakan Garuda Indonesia untuk penerbangan dari dan ke Eropa (tolong jangan dicap tidak nasionalis ya 😀 )
Lalu, dari keempat airlines itu yang mana favorit saya? Tidak ada yang benar-benar favorit sih (dasar customer tidak loyal 😛 ). Tapi biasanya kami selalu cek Emirates dulu untuk membandingkan harga dan siapa tahu ada promo miles point, hehe, baru setelahnya mengecek airlines yang lain.
Untuk pesan tiketnya sendiri baiknya lewat apa ya? Sekadar untuk membandingkan harga, saya biasanya menggunakan Skyscanner dan Traveloka (untuk penerbangan dari Indonesia). Tapi bookingnya tetap lewat web resmi tiap maskapai. Kenapa? Karena menurut kami lebih aman dan sebagai member, sering ada promo-promo menarik kalau pesan dari web resmi. Selain itu, juga untuk menghindari hal-hal seperti syarat dan ketentuan yang tidak berlaku atau hak-hak customer yang tidak sama jika asal memesan lewat agen-agen online.
Apapun pilihan maskapai Anda, saya sarankan untuk mendaftar sebagai member karena promonya seringkali cukup menguntungkan. Memang inbox email jadi banyak sampah iklan, tapi sepadan lah dengan diskon atau privilege yang diperoleh sebagai member. Waktu pulang dengan Emirates kemarin misalnya, saya menggunakan bonus poin dan mendapatkan potongan harga yang lumayan.
Jadi, selamat memilih maskapai. Karena daripada ribut ganti presiden, kalau saya sih lebih suka #2019gantimaskapai 😀
Leave a Reply