Satu demi satu,
Sepatu-sepatu mulai bertingkah mendedah kisah
Bertutur kata layaknya manusia
“Memangnya kamu saja yang punya cerita,” begitu kata mereka
Satu demi satu,
Sepatu-sepatu mulai bertingkah mendedah kisah
“Aku sepatu yang paling disayang” kata sepatu tertua
Wajahnya usang pertanda usia
“Tapi aku yang paling cantik” tukas si sepatu batik
“Setiap memakaiku orang selalu melirik.”
“Kalian tak lagi dipuja seperti aku,” ujar si sepatu baru
Wajahnya mulus belum lagi berdebu
Sepatu-sepatu lalu berdebat siapa yang paling hebat
Baru berhenti saat si empunya sepatu lewat
Sepatu-sepatu lalu diam seribu bahasa
Manusia tak perlu tahu mereka punya cerita..
Perth, 23 Oktober 2012
Leave a Reply