Sudah lupakah kamu?
Pada kosakata asmara yang mesra kita umbar di waktu-waktu dulu?
Sudah lupakah kita?
Pada peribahasa cinta yang menghiasi hari-hari kita nyaris tanpa jeda?
Mengapa kini tak lagi ada kata bersalut gula?
Kalimat berbalut rayuan gombal?
Atau frase penuh bisikan rindu?
Barangkali kita hanya kehabisan diksi
Atau mungkin kata-kata tak diperlukan lagi
Mungkin kata tak lagi bisa merangkum semua
Mungkin cinta kita terlalu kaya untuk diungkapkan lewat huruf dan angka.
Jogja, 9 Desember 2011
Leave a Reply