Mukiyo in Action

Mungkin puisi-puisi berikut bisa menjelaskan mengapa Tulkijem begitu terperdaya oleh Mukiyo 🙂

“Bandung sudah lewat,

Tapi aku bawa sesuatu,

Untuk hati yang selalu tertambat,

Untuk cinta yang kian lekat,

Untuk kekasihku: Hayu”

(ZH, 2006)

“Barangkali aku bukan lelaki sempurnamu,

Bisa jadi aku juga bukan kekasih harapanmu,

Tapi satu yang pasti,

Aku selalu mencintamu, Hayu.

(ZH, 2007)

 

Bagi Tulkijem, puisi-puisi tersebut tak kalah gombalnya dengan Puisi Surat Cinta-nya WS Rendra untuk Dik Narti :).

Sayang sudah lama si Mukiyo tidak berpuisi. Mungkin Mukiyo dan Tulkijem sudah terlalu tua untuk saling menggombal dan berromansa, or maybe, they are just too busy for intimacy 🙂

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

A WordPress.com Website.

%d bloggers like this: