Dolanan: Beda Generasi, Beda Cara dan Gaya

Kemarin saya berbincang dengan suami dan adik ipar saya mengenai dolanan, atau permainan kalau dalam Bahasa Indonesia. Kami bertukar cerita tentang permainan yang kami mainkan saat kami kecil hingga beranjak remaja. Karena usia kami yang tidak terpaut terlalu jauh, maka permainan yang pernah kami mainkan pun tidak jauh berbeda. Lompat tali, bola bekel, gundu (kelereng), engklek, jamuran, perang-perangan adalah segelintir permainan yang pernah kami mainkan di masa itu.
Sesekali kami tertawa mengingat betapa konyolnya kami ketika memainkan dolanan-dolanan tersebut. Kami juga berbagi saat-saat tidak menyenangkan yang harus kami alami karena permainan yang kami mainkan. Misal, lompat tali pernah dilarang di SD saya hingga beberapa tahun karena salah satu teman saya pernah terpeleset dan terluka cukup serius ketika memainkannya.
Iseng saya menyeletuk: “Kalau anak sekarang, ga kenal ya permainan-permainan itu”. Adik ipar saya menjawab bahwa permainan tersebut memang tak lagi lazim di kalangan anak-anak. Namun, beberapa waktu yang lalu, salah seorang sepupu kami membeli bola bekel di Mirota Batik, salah satu pusat belanja barang-barang khas Jogja.

Yang menarik bagi saya selain “hilangnya” permainan tersebut dari kehidupan anak-anak sekarang, juga soal aktivitas membeli bola bekel di Mirota Batik tersebut. Tentunya bukan tanpa alasan sepupu kami membeli bola bekel di sebuah toko besar yang menjual bola bekel bukan sebagai alat bermain atau dolanan itu tadi, melainkan sebagai klangenan, atas permainan zaman dulu yang dianggap eksotis.
Bagi saya, hal ini mengindikasikan betapa permainan-permainan yang ada dulu tidak lagi menjadi bagian dari keseharian anak-anak kecil. Buktinya untuk sekadar membeli bola bekel, kita harus membeli di toko yang besar dan wah. Saat ini, tak banyak warung-warung kecil yang menyediakan toples bening berisi ratusan bola bekel berbagai ukuran untuk dijual. Kalaupun ada, belum tentu juga masih banyak peminatnya.
Apalagi soal aktvitas bermain itu sendiri. Jangan harap bisa menemukan suasana istirahat khas SD tahun 80-90-an. Anak laki-laki berjongkok dan main gundu, sementara anak perempuan bermain lompat tali atau bekel. Anak sekarang akan sibuk dengan jari masing-masing: entah nge-game di laptop, facebook-an lewat handhone atau asyik memainkan permainan terbaru dalam Nintendo DS.
Setiap generasi pasti punya gaya yang berbeda dalam bermain. Di tengah dunia yang sudah berteknologi tinggi seperti sekarang ini tentu saja permainan macam jamuran dan gobak sodor dianggap sudah tidak menarik lagi. Namun yang patut diperhatikan adalah karakteristik dari permainan yang ada dulu dan sekarang. Permainan zaman dulu menuntut adanya kelompok (tidak bisa dimainkan sendiri), sehingga memberikan kesempatan yang lebih luas bagi si anak untuk mengembangkan lingkungan sosialnya. Sementara permainan saat ini cenderung mengeksklusifkan si anak. Apalagi jika kebetulan orang tuanya datag dari golongan berpunya. Di sekolah bermain Nintendo DS, pulang ke rumah PS 3 sudah menanti, sehingga anak merasa tak perlu keluar dari zona nyaman-nya untuk berteman karena kebutuhan bermain tersebut telah terpenuhi dalam satu teritori. Keduanya, tentu saja ada plus dan minusnya. Yang jelas, permainan sebaiknya memang memenuhi kebutuhan si anak secara berimbang, baik kogntif, afektif, maupun sosial.
Saya sendiri tidak pernah sekalipun menganggap bahwa generasi adalah juga masalah kesenjangan prestasi dan semacamnya. Bahwa kebiasaan atau cara generasi sekarang selalu lebih buruk dari generasi sebelumnya, atau sebaliknya. Saya hanya ingin mengatakan bahwa setiap masa membawa cara dan gayanya yang khas. Kalaupun saat ini, anak-anak kecil tak lagi mendapati permainan yang saya mainkan dulu, anggap saja untuk tambahan referensi permainan yang bisa kita mainkan bersama anak kita nanti.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

A WordPress.com Website.

%d bloggers like this: