Kalau saya ditanya, ingin jadi siapa akhir-akhir ini. Saya akan menjawab dengan tegas: Deddy Corbuzier!!!
Kenapa? karena saya sangat ingin bisa mengendarai motor dengan mata tertutup. Saya ingin bisa melewati jalan raya yang hiruk pikuk dengan tenang. Saya ingin bisa menghindarkan diri dari ribuan umbul-umbul kampanye yang menyergap saya dengan informasi-informasi yang tidak saya inginkan.
Saya merasa sangat terganggu dengan warna-warni spanduk yang ada di jalan-jalan raya menjelang Pemilu ini. Merah, kuning, hijau, biru, ungu, dan warna-warna lain tumpah ruah jadi satu. Bahkan kadang tumpang tindih tak karuan. Belum jika dipasangnya asal-asalan. Melengkung ke jalan lah, merusak trotoar lah, tidak diikat dengan baik lah, merusak pohon lah. Membuat saya tak lagi nyaman berkendara di jalan raya.
Sesak otak saya dijejali dengan berbagai informasi bernada sama: ayo pilihlah aku!!! (kalau diucapkan akan terdengar seperti lagu “Pilihlah Aku” yang dipopulerkan Krisdayanti).
Mending kalau yang meminta dipilih itu berkualitas. Belum jadi wakil rakyat saja sudah menyusahkan, sudah membuat hal-hal yang membahayakan masyarakat. Bagaimana kalau umbul-umbul yang melengkung ke jalan itu mengenai pengguna jalan yang kebetulan lewat? Bagaimana jika trotoar yang berlubang tersebut membuat pejalan kaki tersandung, dan tidak tahukah mereka bahwa pohon tidak boleh “dilukai” dengan paku, kawat dan sebagainya?
Ah, saya makin jengah untuk menggunakan hak pilih saya dalam Pemilu mendatang. Bukan apa-apa, tapi saya merasa tak perlu menggunakannya. Jujur saya tidak tahu harus memilih siapa. Saya tidak ingin salah menggunakan hak yang sudah melekat pada diri saya sejak saya berusia 17 tahun. Saya tidak ingin caleg yang saya pilih itu nantinya malah semakin menyusahkan, lebih menyusahkan daripada saat mereka berkampanye, karena satu-satunya hal yang saya inginkan saat ini adalah: menjadi Deddy Corbuzier!
Leave a Reply