Anda masih ingat lirik lagu ini?
“Di sudut jendela, ku menatap hampa, lembaran cerita, tentang kita berdua..
kutunggu kau datang malam ini, sampai hampir pagi
galau rasa hati, tak sadar ku bernyanyi..”
(soundtrack sinetron Kupu-Kupu Kertas, tayang di Indosiar)
Atau mungkin lagu yang ini?
“Hari berganti hari, seolah waktu akan berlari, kejar sesal di hati, seandainya kudapat mawas diri, kini ku takkan menyesali..
Tak kuanggap janjimu, kusangka semua itu palsu, hanya tuk merayuku
Ternyata kau buktikan kepadaku, kau penuhi janjimu itu..
Ku tersanjung..”
(Soundtrack sinetron Tersanjung, sinetron terlama–sejauh yang saya tahu sempat mencapai jilid 6–yang sempat tayang di Indosiar)
Kalau Anda ingat lagu-lagu tersebut, besar kemungkinan Anda juga masih ingat dengan Cossy Pratama? Para penikmat sinetron di awal tahun 90-an barangkali akrab dengan namanya. Ya, dialah pria yang paling banyak berada di balik soundtrack sinetron Indonesia. Saya sendiri tak ingat, berapa persisnya jumlah lagu yang telah dia cipta. Tapi yang saya ingat bahwa dulu, dia punya ruang untuk mencipta lagu.
Dia, dan pencipta musik lainnya, terus berkarya membuat musik-musik pengiring untuk sinetron. Kualitasnya juga bukan asal-asalan.
Sayang, kita tak bisa menikmati karya mereka lagi. Karena sinetron yang ada lebih banyak menggunakan lagu-lagu dari band yang sedang tenar. Kemudian memaksa mencocokkan lagu tersebut dengan judul sinetron mereka. Hasilnya, seperti yang sudah kita kira: Ga nyambung!
Selain soal kualitas intrinsik cerita, bagi saya, sinetron Indonesia saat ini juga lemah dalam musikalitas. Tak sedikit yang memaksa mentranslate sebuah lagu India ke dalam bahasa Indonesia. Ada juga yang mencomot yang sudah ada dan ternama. Hanya sedikit saja yang digarap serius, misal soundtrack “Laura dan Upik Abu” yang memang baru dan dibuat dengan khusus.
Tiba-tiba saya kangen dengan lirik lagu yang ini:
“Senja di ujung kota, biaskan sejuta rasa, tak sepatah pun kata, yang bisikkan nada cinta Sayangku dan sayangmu, memang harus bersatu, meski banyak yang ragu, sungguh aku sayang kamu”
( soundtrack Tersayang, pernah tayang di SCTV).
Juga dengan yang ini:
“Sejak pandang bertemu, tak nyenyak lagi tidurku, perasaanku memandang, simpati yang dalam, yang tak mudah kulupakan
Anganku menerawang, waktu kau lempar senyummu
Serasa ku bermimpi, bersama berlari, menyongsong fajar berseri”
(soundtrack Hanya Kamu, sinetron yang “menyatukan” Vira Yuniar dan Teuku Ryan, tayang di Indosiar)
Kapan ya, soundtrack sinetron yang berkualitas akan bangkit kembali?
Leave a Reply