Ramai pembahasan soal adaptasi novel Bumi Manusia ke film membawa serta diskusi tentang tradisi membaca buku di Indonesia. Terutama setelah bermunculan komentar-komentar dari mereka-mereka yang (sepertinya) belum pernah membaca Bumi Manusia, tidak kenal karya-karya Pramoedya Ananta Toer, atau setidaknya malas googling.
Banyak yang berasumsi bahwa mereka yang berkomentar kurang pas tersebut adalah generasi milenial. Anak sekarang. Kids jaman now. Diskusi kemudian bergeser menjadi dikotomi: generasi tua baper vs generasi muda ignorant. Saya sendiri tak tahu siapa golongan kedua yang dimaksud. Tapi jujur, saya kurang suka dengan cara mereka berkomentar (menurut saya kalau tidak tahu mending mengaku dan bertanya daripada sok).
Tapi saya paham bahwa ini bukan sepenuhnya salah mereka. Bumi Manusia dan seri lanjutannya memang tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah. Bahkan sempat setengah “dilarang” karena penulisnya mantan tahanan politik. Generasi sekarang tidak tumbuh dengan membaca karya-karya Pram. Bahkan saya pun, membaca Bumi Manusia baru ketika kuliah dan menamatkan tetraloginya setelah menikah. Continue reading “Mengapa Perlu Membaca Buku?”