Fase Open Preschool
Tahun lalu, saat K berumur kurang dari satu tahun, saya dan suami memutuskan untuk mengikutsertakan K ke kegiatan open preschool. Alasan utamanya untuk mengurangi stranger anxiety K yang salah satu penyebabnya adalah jarang bertemu orang lain selain keluarga inti. Menurut referensi yang kami baca dan pengalaman kami dengan anak pertama, hampir semua anak mengalami stranger anxiety, tapi kadar dan durasinya macam-macam. Kebetulan K memang sangat lengket dengan saya sejak lahir. Dia tidak selalu mau disapa atau dipegang orang baru. Dia butuh waktu untuk beradaptasi dan merasa nyaman di lingkungan baru. Karena itu, kami merasa perlu mengenalkan dia dengan ruang-ruang lain selain keluarga, melalui sekolah salah satunya.
Konsep open preschool sendiri karena “terbuka” maka tidak terikat waktu, tidak perlu mendaftar, tidak membayar, tapi orang tua harus mendampingi anaknya selama berada di sekolah. Selama di sekolah tersebut, si anak bisa bermain bersama teman seumuran, numpang makan (dengan membawa bekal sendiri dari rumah), menggambar, bernyanyi, sementara orang tua bisa bersosialisasi juga dengan orang tua yang lain.
Di Lund sendiri, ada dua open preschool yaitu Kulan dan Söderlek. K bergabung di Kulan karena lokasinya lebih dekat dari rumah jadi lebih mudah juga buat saya untuk sewaktu-waktu bergabung . Seperti sekolah pada umumnya, Kulan juga memiliki guru, ruang-ruang bermain, tempat ganti popok, bahkan dapur dan tempat menyusui. Selain itu, salah satu kegiatan yang paling menyenangkan di Kulan adalah sesi bernyanyi bersama. Selama di Kulan, K belajar bertemu orang baru, berbagi mainan, juga hal-hal edukatif lainnya. Sayangnya pandemi menyerang lalu kami pun berhenti datang ke open preschool karena khawatir dengan resiko penularan. Selama masa-masa itu, saya dan suami juga maju mundur dengan rencana mendaftarkan K ke pra sekolah reguler karena kami toh lebih sering bekerja dari rumah, dan lagi-lagi bayangan pandemi masih menghantui.
Tapi lalu kami menyadari bahwa semakin ke sini, semakin K butuh bermain dengan teman-teman seusianya. Selain itu, dengan saya yang sejak Agustus kuliah lagi meskipun paruh waktu dan online, lebih susah membagi waktu antara bekerja/kuliah dan bermain dengan K di rumah. Akhirnya, kami pun memutuskan mendaftarkan K ke preschool reguler.
Bagaimana dengan pandemi?
Untuk yang belum tahu, sekolah di Swedia tetap buka sampai level SMP. Mulai SMA dan seterusnya, sekolah dan kuliah diberlakukan secara online. Kebijakan ini dibuat pemerintah Swedia berdasarkan pertimbangan bahwa resiko penularan di kelompok umur tersebut di Swedia sangat rendah (untuk tidak menyebut tidak ada sama sekali). Jadi, meskipun pandemi masih terjadi, K tetap bisa mulai sekolah di regular preschool.
Leave a Reply